Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan
saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan
bukan hanya diberi tahu.
Penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru
diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Metode
saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (Carin
& Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan
proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan
kepuasan intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya
cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan
adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan
melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas
adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran
menggunakan metode saintifik.
Teori
Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan
skema. Skema adalah suatu
struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara
intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin,
1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan
berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya
perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus
yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke
dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa
pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada
atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus
yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi
antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky,
dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih
berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of
proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat
ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan
orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000: 4).
Pembelajaran
dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
berpusat pada siswa.
2.
melibatkan keterampilan
proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
3.
melibatkan
proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek,
khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4.
dapat mengembangkan
karakter siswa.
Berdasarkan uraian diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa
pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan
aktivitas siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak
hanya menggunakan sumber belajar yang berasal dari guru melainkan siswa
diarahkan untuk menemukan sendiri teori dan informasi berkaitan dengan
permasalahan yang dialaminya secara pribadi dalam suatu proses pembelajaran.
1.
Tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
Tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
tersebut. Beberapa tujuanembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
a.
untuk meningkatkan
kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
b.
untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
c.
terciptanya kondisi
pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
d.
diperolehnya hasil
belajar yang tinggi.
e.
untuk melatih siswa
dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
f.
untuk mengembangkan
karakter siswa.
2.
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.
pembelajaran berpusat pada siswa
b.
pembelajaran membentuk students’ self concept
c.
pembelajaran terhindar dari
verbalisme
d.
pembelajaran memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
e.
pembelajaran mendorong terjadinya
peningkatan kemampuan berpikir siswa
f.
pembelajaran meningkatkan motivasi
belajar siswa dan motivasi mengajar guru
g.
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melatih kemampuan dalam komunikasi
h.
adanya proses validasi terhadap
konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
3.
Langkah-langkah umum
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum
2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah
(saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach)
dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan,
bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data
atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai
berikut:
a.
Mengamati (observasi)
Metode
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b.
Menanya
Kegiatan
“menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun
kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c.
Mengumpulkan Informasi
Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain
buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber
dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d.
Mengasosiasikan/ Mengolah
Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor
81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan
menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan
pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran
asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori.
e.
Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau
informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai
pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu
kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f.
Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific, guru diharapkan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka
pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam
kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
4.
Penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan
pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif
yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dalam
metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi
pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa.
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau
dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa.
Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan
kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu
tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya
konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui
langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi
terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua,
pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.
Langkah-langkah kegiatan belajar
mengajar yang akan dilaksanakan dalam penelitian kelas eksperimen adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.1
Langkah-langkah pembelajaran
saintifik
KEGIATAN
|
DESKRIPSI KEGIATAN
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
|
1.
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran.
2.
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin.
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4.
Menyampaikan masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear kemudian mengaitkan materi
pembelajaran tersebut dengan kehidupan sehari-hari yang dapat memotivasi
siswa dalam proses pembelajaran.
5.
Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang materi
sebelumnya.
|
10 menit
|
Kegiatan
Inti
|
a. Mengamati
1.
Siswa
melakukan pengamatan untuk mempelajari pengertian sistem persamaan linear
2.
Guru
mengarahkan siswa untuk membaca buku paket matematika ataupun reverensi lain yang dapat
memberikan informasi mengenai sistem persamaan linear.
b. Menanya
1. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materi sistem persamaan linear
2. Siswa diarahkan untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang
belum diketahui dari materi yang dipelajari
3. Siswa diarahkan untuk mencatat semua
pertanyaan yang timbul, baik pertanyaan berkaitan dengan sistem persamaan
linear maupun materi sebelumnya sebagai bahan penguatan.
c. Menalar
1. Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri
dari 6 orang untuk masing-masing kelompok atau disesuaikan dengan keadaan
siswa dalam kelas
2.
Guru menghadapkan
siswa pada situasi baru, misalkan dengan memberikan permasalahan berupa soal yang berkaitan dengan materi
sistem persamaan linear
d.
Mencoba
1. Siswa diberikan waktu untuk menjawab pertayaan yang
telah mereka susun dalam kegiatan
menanya dan siswa pun diarahkan baik secara individu ataupun kelompok untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan guru berkaitan dengan sistem
persamaan linear
Peran guru dalam kegiatan ini adalah melakukan penilaian kepada siswa
berkaitan dengan :
·
Aktivitas
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
·
Keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran (proses diskusi)
·
Kerjasama
yang dilakukan siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan soal atau
permasalahan yang diberikan guru.
e. Mengkomunikasikan
Dalam kegiatan mengkomunikasikan ini, siswa
diarahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Presenter
dapat keseluruhan anggota dalam kelompok ataupun perwakilan kelompok
disesuaikan dengan kesepakatan kelompok masing-masing. Sedangkan kelompok
lain yang tidak mempresentasikan hasil diskusinya, memperhatikan dan menyimak
dengan baik hasil diskusi teman dalam kelas. Kegiatan ini mengajarkan siswa
untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya didepan umum (depan
siswa lain), dan mengajarkan siswa untuk dapat mengelola kata-kata dengan
baik dalam menyajikan, serta mengarahkan siswa untuk memiliki sikap tanggung
jawab yang tinggi atas hasil yang telah mereka dapatkan dari hasil diskusi
kelompoknya.
|
60
menit
|
Penutup
|
1.
Guru mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa
2.
Siswa dengan bimbingan guru memberikan kesimpulan atas pembelajaran yang
telah terjadi
3.
Guru memberikan tugas individu kepada siswa sebagai bahan evaluasi
4.
Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan disampaikan untuk pertemuan
selanjutnya
5.
Guru mengucapkan salam.
|
10
menit
|
0 komentar:
Posting Komentar