Pendekatan Open-Ended

Posted by



Suyono dan Hariyanto(2011:18), menyatakan pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Lebih lanjut menurut Taufik (2010:12),
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang  kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas disimpulkaan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu konsep atau prosedur atau langkah-langkah dalam pembelajaran yang akan digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu cara untuk meningkatkan penalaran matematis siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan menyajikan permasalahan terbuka (open - ended problem), masalah yang mempunyai cara penyelesaian lebih dari satu cara atau banyak jawaban dan dengan memberikan kesempatan yang besar pada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang dipelajarinya.Dalam pembelajaran matematika siswa yang dihadapkan dengan masalah open - ended tujuan utamanya bukanlah untuk mendapatkan jawaban, tetapi lebih kepada bagaimana proses ia mendapatkan jawaban tersebut, karena itu dalam pembelajaran tersebut siswa tidak hanya menggunakan satu metode saja dalam mendapatkan jawaban tetapi akan menggunakan beberapa metode. Keterbukaan dalam mendapatkan jawaban inilah yang diharapkan akan dapat merangsang tumbuh kembang pola berpikir siswa yang kreatif.
Jawaban pertanyaan terbuka dapat bermacam - macam, tidak terduga. Pertanyaan terbuka menyebabkan yang ditanya untuk membuat hipotesis, perkiraan, mengemukakan pendapat, menilai menunjukkan perasaannya, dan menarikkesimpulan (Ruseffendi, 1991:256), memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh wawasan baru (new insight) dalam pengetahuan mereka (Hancock, 1995). Dengan adanya pertanyaan tipe terbuka guru berpeluang untuk membantu siswa dalam memahami dan mengelaborasi ide - ide matematika siswa sejauh dan sedalam mungkin (Nohda, 2000:41).
Menurut Shimada (1997), dalam pembelajaran matematika, rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, konsep, prinsip, atau aturan diberikan kepada siswa biasanya melalui langkah demi langkah. Langkah - langkah yang tersusun tersebut merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Heddens, Speer, dan Shimada (Elis, 2006:11) mengemukakan,“Pendekatan open-ended adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang memberi peluang untuk berkembangnya daya matematika melalui pemberian keleluasaan berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan.Jawaban dari suatu tugas atau pertanyaan yang bersifat open-ended tidaklah mutlak melainkan bisa terdiri dari berbagai jawaban. Pernyataan-pernyataan open-ended merupakan alat yang mengagumkan yang mampu meningkatkan prestasi dan pikiran kreatif siswa, keterampilan pemecahan masalah dan pertumbuhan kognitif siswa
Menurut Shimada dan Becker (Salamah, 2003:12), pendekatan open - ended adalah pendekatan pembelajaran matematika yang mengajukan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari satu.Pendekatan open - ended adalah salah satu pendekatan pembelajaran dalam matematika yang lebih menekankan proses ketimbang jawaban. Dalam pendekatan open - ended siswa dituntut bagaimana cara - cara dia mendapatkan jawaban tersebut, langkah - langkah maupun apa yang ia kerjakan agar mendapatkan suatu hasil atau jawaban. Masalah - masalah open - ended juga harus dibuat agar siswa dapat mengeksplorasi kemampuan berpikir dan bernalarnya.
Pendekatan open-ended pada dasarnya bertujuan untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir serta kemampuan penalaran matematis siswa melalui pemecahan masalah secara simultan. Atas dasar tersebut dalam pembelajaran open-ended diperlukan pemberian kesempatan siswa untuk berpikir bebas sesuai dengan kemampuannya masing - masing.  Masalah-masalah open-ended yang diberikan serta aktivitas siswa yang penuh dengan ide ataupun langkah dalam memecahkan masalah pada masanya akan memacu kemampuan bernalar tingkat tinggi.
Menurut Tim Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) (2001)kegiatan matematik dan kegiatan siswa dikatakan terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:
1.      Kegiatan siswa harus terbuka
Maksudnya adalah kegiatan pembelajaran harus memenuhi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak siswa.
Misalnya guru memberikan permasalahan kepada siswa :
“Dengan berbagai cara buatlah sebuah bangun ruang dengan volume 1000cm3
Maka siswa akan berkesempatan melakukan beragam aktivitas pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, salah satunya seperti ini.
a.       Bangun ruang dengan volume 1000cm3 adalah kubus dengan panjang sisinya 10cm.
Karena V. Kubus = s3 maka untuk mencari sisi - sisi kubus tersebutadalah  akar pangkat 3 dari 1000 cm3 = 10 cm
b.      Bangun ruang dengan volume 1000cm3 adalah balok dengan panjang 20cm, tinggi 10cm, dan lebarnya 5cm
Karena V. Balok = p x l x t
Sehingga untuk mendapatkan volume 1000 cm3 perkalian yang mungkin adalah 20 cm x 10 cm x 5 cm.
c.       Bangun ruang dengan volume 1000cm3 adalah balok dengan panjang 50cm, tinggi 10cm, dan lebar 2cm.
Karena V. Balok = p x l x t
Sehingga untuk mendapatkan volume 1000 cm3 perkalian yang mungkin adalah 50 cm x 10 cm x 2 cm.
Dari pemisalan persoalan di atas guru sudah mampu merangsang kemampuan berpikir dan bernalar siswa tentang bagaimana cara agar suatu bangun ruang dengan volume yang sudah ditentukan dapat membentuk bangun ruang baru dengan panjang sisi yang beragam. Dengan permasalahan terbuka diatas siswa menjadi lebih independen, maksudnya akan tetap terjadi interaksi antara siswa tetapi tidak lebih dari sekedar sharing mengenai cara penyelesaian permasalahannya, sehingga meminimalisir siswa yang hanya mengandalkan jawaban dari siswa lain, siswa dituntut untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan berbagai cara menurut pemikirannya.
2.      Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir
Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari - hari. Misalnya dari permasalahan bangun ruang di atas, siswa mendapat gambaran bahwa meskipun bentuk, panjang, lebar, dan tinggi susatu bangun ruang berbeda - beda, apabila hitungan volumenya sama maka seperti apapun bentuknya, bangun satu dengan lainnya merupakan bangun yang seruang atau sama besarnya.
2.        Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan suatu kesatuan.
Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara simultan dalam pembelajaran. Jika kebutuhan dan berpikir matematika siswa terperhatikan guru melalui kegiatan - kegiatan matematika yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan lainnya. Dengan kata lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.
Dalam pendekatan open - ended tujuan dari masalah yang diberikan haruslah jelas, problem open - ended sangat efektif sebagai hasil rangkuman dari kegiatan belajar. Problem open - ended yang membutuhkan waktu untuk perpikir dalam penyelesaian masalahnya harus lah di buat semenarik mungkin, karena open - ended memerlukan waktu untuk berpikir yang panjang maka alokasikan waktu yang cukup untuk siswa dalam berdiskusi saat mencari pemecahan masalah.
Sebagai sebuah alternatif metode pembelajaran, pendekatan Open-Ended memiliki kelebihan maupun kekurangan. Tim MKPBM (2001), mengemukakan hal tersebut berikut ini:
Kelebihan dari pendekatan ini adalah:
1.      Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
2.      Siswa memiliki kesempatan matematika secara komprehensif.
3.      Siswa dengan kemampuan keterampilan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4.      Secara intrinsik siswa termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
5.      Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menentukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Kekurangan pendekatan ini adalah:
1.      Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
2.      Mengemukakan masalah yang dapat langsung dipahami oleh siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
3.      Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu dalam memecahkan jawaban mereka.
Sintaks pendekatan iniadalah:
1.      Guru menyajikan suatu masalah terbuka kepada siswa.
2.      Siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru.
3.      Guru memberikan keleluasaan berpikir kepada siswa.
4.      Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan
5.      Siswa melaporkan jawaban atas permasalahnnya
6.      Siswa mempresentasikan jawabnnya.
7.      Guru mengevaluasi jawaban siswa.
8.      Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang di pelajari.

Dalam pendekatan open - ended menurut (Suherman, dkk 2001:118 - 119) Mengkonstruksi problem open - ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan beragam kemampuan tidaklah mudah. Melalui penelitian yang panjang di jepang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkreasi problem tersebut.
1.      Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
2.      Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat menentukan hubungan dan sifat - sifat dari variabel dalam persoalan ini.
3.      Menyajikan bentuk-bentuk atau bangunan-bangunan membuat suatu konjektor.
4.      Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menentukan aturan matematika.
5.      Memberikan beberapa contoh kongkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengkolaborasi sifat-sifat dari contoh itu. Untuk menentukan sifat - sifat dari contoh itu secara umum.
6.      Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat mengeneralisasikan dipekerjaannya.


Blog, Updated at: 06.20

1 komentar:

  1. bagaimana contoh ke 3 prinsip open ended dalam materi himpunan?

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

uma

uma

Cari Blog Ini

Cari Blog Ini