Menurut Susanto (2012: 208) “Istilah pemahaman
berasal dari akar kata paham, yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak, pendapat,
aliran, mengerti benar. Adapun istilah pemahaman ini sendiri diartikan dengan
proses,cara,perbuatan memahami atau memahamkan”.
Menurut Susanto (2012: 210) “Pemahaman merupakan
terjemahan dari istilah understanding
yang diartikan sebagai kemampuan menjelaskan suatu situasi dengan
kata-kata yang berbeda dan dapat menginterpretasikan atau menarik kesimpulan
dari tabel, data, drafik dan sebagainya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pemahaman berasal dari kata kerja “paham’’, yang memiliki arti benar, tahu
benar. Sedangkan pemahaman memiliki arti proses, perbuatan, cara untuk mengerti
benar atau mempelajari baik-baik supaya paham. Kemampuan pemahaman matematis
memberikan arti bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya
sebagai hafalan, namun juga lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih
mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga
merupakan salah satu tujuan dari setiap pembelajaran yang disampaikan agar
dapat dipahami siswa, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai
konsep yang diharapkan.
Ada tiga macam
pemahaman matematik menurut Ruseffendi (Susanto: 2012, 221), yaitu: pengubahan
(translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan
ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan untuk
menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut pemberian
makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpretasi digunakan untuk
menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi
juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide, sedangkan ekstrapolasi
mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran
kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan
konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu
penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan suatu bahan
yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau
petunjuk teknis.
Menurut Sardiman (2005: 115) “Pemahaman matematis merupakan
gambaran kualitas kemampuan pemahaman matematis baik secara keseluruhan maupun
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (reciprocal
teaching dan konvensional), level
sekolah (tinggi, sedang, dan rendah), dan kemampuan awal matematika (atas,
tengah, dan bawah) siswa. Deskripsi yang dimaksud adalah rerata, standar
deviasi, dan jumlah siswa berdasarkan pendekatan pembelajaran, level sekolah, dan kemampuan awal
matematika. Aspek mengacu pada kemampuan memahami makna materi yang dipelajari,
pada umumnya unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menangkap suatu konsep,
yang ditandai antara lain dengan
kemampuanmenjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Pemahaman
dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni penerjemahan (misalnya dari
lambang ke arti), penafsiran, dan ekstrapolasi (menyimpulkan dari sesuatu yang
telah diketahui)”.
Menurut Bloom
(Aunurrahman, 2009: 49) mengklasifikasikan pemahaman ke dalam jenjang kognitif
kedua yang sifatnya lebih kompleks daripada tahap pengetahuan. Sehingga siswa
diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan
beberapa kaidah yang relevan. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mengetahui
bagaimana berkomunikasi dan menggunakan idenya untuk berkomunikasi. Dalam
pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga
keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi. Dengan
kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam
pikirannya kedalam bentuk lain yang lebih berarti.
Beberapa pakar mendefinisikan pemahaman matematis dengan indikator yang
berbeda. Mengacu pada paparan Sumarno (2012: 6) ada beberapa jenis pemahaman
menurut beberapa ahli yaitu :
1.
Polya, membedakan empat jenis
pemahaman :
a.
Pemahaman mekanikal, yaitu dapat
mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan secara
sederhana,
b.
Pemahaman induktif, yaitu dapat
menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana atau dalam kasus serupa,
c.
Pemahaman rasional, yaitu dapat
membuktikan kebenaran rumus dan teorema, dan,
d.
Pemahaman intuitif, yaitu dapat
memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-ragu) sebelum menganalisis
lebih lanjut.
2.
Polattsek, membedakan dua jenis
pemahaman :
a.
Pemahaman Komputasional, yaitu dapat
menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan
secara algoritmik,
b.
Pemahaman fungsional, yaitu dapat
mengkaitkan satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya, dan menyadari
proses yang dikerjakannya
3.
Copeland, membedakan dua jenis pemahaman :
a.
Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu
secara rutin atau algoritmik,
b.
Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu perhitungan
secara sadar
4.
Skemp, membedakan dua jenis pemahaman :
a.
Pemahaman instrumental, yaitu hafal
sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan suatu pada perhitungan
rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
b.
Pemahaman relasional, yaitu dapat
mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukan.
Berdasarkan
uraian di atas mengenai indikator pemahaman, maka pemahaman matematis adalah mampu mengingat dan manerapkan perhitungan
secara rutin, mampu mengaitkan sesuatu dengan hal lainya secara benar
dan menyadari proses yang dilakukan, mampu mencobakan sesuatu dalam suatu kasus sederhana
tetapi juga meyakini bahwa apa yang dicobakannya tersebut akan dapat digunakan
dalam kasus lain yang serupa, serta mampu membuktikan kebenarannya.
minta jurnal utari sumarno yang menjelaskan jenis pemahaman menurut para ahli dong.
BalasHapus